Monday, October 10, 2011

2# Latar Belakang Keluarga

1. Ayah atau Bapak.
a. Nama ayah saya lengkapnya Nur’aini bin Masyhuri bin Ibrahim bin Sholeh, nama beliau berarti Cahaya Mataku, kemudian apabila beliau menunaikan haji sekitar tahun lima puluhan (saya tidak tahu secara pasti), beliau diberi nama baru oleh Syaikh yang memandu rombongan beliau untuk menunaikan manasik haji dengan nama Haji Nurhasyim, agaknya pemberian nama baru dari Nur’aini menjadi Nurhasyim adalah agar tidak menyamai perempuan.

Di negara-negara Arab nama-nama yang diawali dengan “Nur” biasanya digunakan untuk nama perempuan, misalnya Nurul Huda, Nur Laili, Nur Laila dan sebagainya, kecuali untuk nama-nama seperti Nuruddin, Nurul Jihad, Nur Islam dan sebagainya, berbeda dengan di Indonesia, yang terkadang kedua bentuk penamaan tersebut digunakan untuk laki-laki maupun perempuan.

Hal ini bukan masalah prinsip, terserah kepada selera masing-masing orang yang penting nama jangan bertentangan dengan sunnah terutama jangan sampai makna dan kandungannya terlibat dengan kesyirikan seperti Abdul Uzza, Abdul Baqar, Abdul Manaf dan sebagainya.

Selanjutnya setelah beliau kembali dari menunaikan ibadah haji, beliau lebih sering menggunakan nama Nurhasyim, tetapi keluarga yang lebih tua dari beliau dan sahabat-sahabat beliau masih suka memanggil beliau dengan panggilan Nur’aini, sebab bagaimanapun juga nama tersebut pemberian dari orang tua, mesti ada maksud dan tujuan bahkan dalam sebuah keterangan dikatakan bahwa nama adalah doa apalagi artinya indah yaitu “Cahaya Mataku”.

Next on 17/09/2011

No comments:

Post a Comment