Monday, March 26, 2012

#25 Kampung Muhajirin dan Mujahidin (Darul Mahjar) - 1

Alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah swt yang telah berkenan mentakdirkan diri saya dapat merasakan hidup tinggal di kampung muhajirin Afghanistan meskipun tidak begitu lama. Di kampung inlah saya mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di tempat lain, pelajaran dan pengalaman tu antara lain adalah sebagai berikut :

a) Fungsi rumah
b) Peranan laki-laki dan peranan wanita.
c) Masyarakat Islam.
d) Pasar yang Islami.
e) Kendaraan umum yang Islami.
f) Pakaian yang Islami.
g) Bebas dari fitnah wanita.
h) Dan lain sebagainya.

Seterusnya akan saya jelaskan masing-masing point diatas :

a. Fungsi rumah.

Tentunya setiap orang yang telah mengerti apa fungsi dan kegunaan sebuah rumah karena secara langsung tiap hari mereka menikmati nyaman dan tenteramnya tinggal di rumah sehingga dalam safar atau bepergian yang dikatakan sebagai separoh siksa atau kematian itupun biasanya seseorang teringat dan terbayang alangkah nikmat dan enaknya tinggal di rumah karena merasa aman sentosa (Q.S (16) : 80).

Maka disini saya tidak perlu menyebutkan fungsi rumah secara keseluruhan tetapi saya hanya akan menyebutkan satu saja yang saya anggap sangat menarik lagi penting yaitu Untuk menutup segala aib dan aurat serta menyembunyikan segala rahasia keluarga.

Mungkin hal ini bukan hal baru bagi mereka yang pernah atau biasa hidup di lingkungan yang masih berpegang teguh dengan adat-istiadat yang Islami, misalnya di negara-negara Arab seperti Yaman, Arab Saudi dan sebagainya, masih ada tempat-tempat tertentu yang istiqomah berpegang teguh dengan prinsip ini, tetapi bagi saya yang datang dari Jawa, sungguh hal ini merupakan sesuatu yang menakjubkan.

Adapun yang saya maksudkan dengan menutupi aib, aurat dan rahasia antara lain adalah :

    1. Orang yang tidak berkepentingan tidak tahu sama sekali isi dalam rumah kita, berapa jumlah keluarga, jumlah anak, berapa yang laki-laki, berapa yang perempuan dan sebagainya.
    2. Orang yang tidak berkepentingan tidak tahu menahu apakah di dalam rumah kita ada wanita yang cantikkah, gadis yang molek kahdan sebagainya.
    3. Orang luar tidak mendengar percakapan antar isi keluarga.
    4. Orang luar tidak mengetahui apa saja perabot atau peralatan-peralatan yang dimilikinya, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, jika mereka hendak membuat sebuah rumah, hal pertama yang mereka pikirkan adalah bagaimana dapat memenuhi tujuan diatas, bukan keindahan dan kemewahannya yang diutamakan untuk dipertontonkan kepada khalayak ramai, maka biasanya rumah mereka beri pagar terlebih dahulu yang cukup luas dan keras, dengan bahannya terbuat dari tanah biasanya dicampur sedikit dengan sisa-sisa jerami dan sebagainya sebelum membangun rumah, setelah itu baru rumah tersebut dibangun.

Hal ini nampaknya sepele saja, tetapi sebenarnya hal ini sesuatu yang sangat urgen dan penting jika kita hendak menyelamatkan generasi muda kita dari bermacam-macam penyakit sosial sebab pada hakekatnya seluruh penyakit sosial yang dihadapi olehmanusia masa kini terutama generasi muda puncaknya adalah kenal-mengenal dengan lain jenis, sehingga ada mabuk cinta, mabuk asmara, patah hati, putus cinta, melamun, menghayal, bunuh diri dan lain sebagainya, lari dari rumah, pemudanya berdandan dan bergaya seribu satu macam demikian juga perempuannya, serta seribu / sejuta satu lagi penyakit-penyakit sosial yang bisa terbendung dan teratasi dengan cara diatas –Insya Allah-.

b. Peranan laki-laki dan peranan wanita.

Di lingkungan kampung inilah saya baru menghayati ayat-ayat Alquran yang menerangkan tentang peranan seorang laki-laki dan perenana seorang wanita karena saya dapat menyaksikan secara langsung prakteknya yang belum saya saksikan sebelumnya misalnya dalam surat An-Nisa (4) : 34, “Ar-Rijaalu Qowwamuuna ‘Ala-An-Nisaa’a artinya : Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita. Contoh lain (Q.S Al-Ahzab (33) : 33) “Wa Qorna fii buyuutikunna” yang artinya sebagai berikut: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu” dan sebagainya.

Jadi otomatis dengan sendirinya ayat tersebut dapat difahami karena sesuai dengan masyarakat yang ada, coba jika ayat tersebut mau difahami oleh seseorang yang tinggal di negara kafir barat, tentu sulit untuk menerimanya kecuali jika mempunyai keimanan yang benar dan mantap.

-Subhanallah- untuk melaksanakan ajaran bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi wanita, semenjak kecil seorang anak sudah dibiasakan, misalnya anak laki-laki yang baru berumur 4/5 tahun, jika pergi bersama ibunya atau kakak perempuannya, maka di perjalanan ibu atau kakak perempuannya tidak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat muamalah dengan alat-alat umum, misalnya membayar ongkos taksi, menyetop taksi, beli minuman dan lain sebagainya, semuanya dikerjakan oleh si anak, hal ini ternyata memberikan pendidikan tersendiri bagi anak bahwa ia adalah pemimpin dari kaum wanita.

No comments:

Post a Comment