Nama ibu saya Tariyem binti Rebo, kemudian setelah beliau pulang dari menunaikan ibadah haji di beri nama baru oleh Syaikhnya yaitu Hajjah Mariyam.
Beliau dilahirkan di desa Tenggulun tanggal dan hari serta bulan dan tahunnya saya tidak mengetahui secara pasti tetapi beliau lebih muda belasan tahun dari umur ayah saya berarti kira-kira tahun 1936 keatas, Wallahua’lam.
Beliau di besarkan dalam lingkungan keluarga orang jawa awam yang lugu, dengan kata lain agamanya tidak begitu menonjol seperti keluarga dari sebelah ayah, tetapi mereka juga bukan orang yang sama sekali tidak peduli terhadap agama. Lebih mudahnya mereka menunaikan yang fardhu ‘ain seperti sholat, zakat, puasa dan sebagainya, untuk urusan-urusan yang lebih daripada itu seperti menjalankan syariat Islam, memperjuangkan syariat Islam dan lain sebagainya belum terfikirkan dan terjangkau pada masa itu.
Ayah beliau (Mbah Rebo) mempunyai satu kelebihan yang sangat menonjol yaitu dari segi keberanian beliau tidak takut sama sekali dengan makhluk-makhluk halus yang orang jawa katakan genderuwo, ilu-ilu, banaspati, weweden dll, oleh karena itu beliau biasanya pada malam yang gelap gulita tidur disamping kuburan, karena kebetulan untuk menjaga kebunnya yang ada di samping kuburan, padahal tempat tersebut sudah menjadi buah bibir orang desa kalau banyak makhluk-makhluk itu tetapi beliau menurut cerita anak-anaknya, menganggap seperti tidak ada sesuatu padahal sering juga beliau digoda atau diganggu oleh makhluk halus, tetapi disikapi dengan tenang, sifat ini Alhamdulillah diwarisi oleh ibu saya, beliau sama juga dengan bapaknya tidak takut sama sekali dengan benda-benda ini, di belakang rumah saya, ketika dulu siang haripun orang-orang biasa tidak berani menghampirinya, tetapi ibu saya jam satu atau dua malam yang gelap gulita biasa-biasa saja, seperti tidak ada apa-apa padahal sebenarnya ada apa-apa juga, karena saya sendiri pernah mengalami hal-hal mistis seperti itu pada masa kanak-kanak karena diganggu makhluk halus di tempat tersebut, tetapi akhirnya tidak ada apa-apa bahkan sejak dahulu pun sebenarnya kami tidak terlalu perduli dengan makhluk-makhluk tersebut meskipun kami meyakini wujudnya.
Disamping Mbah Rebo menonojol keberaniannya dalam hal-hal yang disebutkan diatas, beliau juga terkenal keberaniannya dalam mengejar dan menangkap pencuri, menurut cerita orang-orang tua, jika beliau mendengar teriakan minta tolong karena ada pencuri di salah satu rumah yang beliau dapat mendengarnya, maka beliaupun langsung mengejarnya, bahkan menurut cerita ketika pencuri masih di dalam rumahpun beliau sudah menghadang diluar desa untuk menjaga kalau-kalau pencurinya meloloskan diri, hal ini beliau lakukan sendirian tanpa mengajak kawan, hal ini tidak mungkin dilakukan oleh seseorang pada masa itu melainkan orang yang betul-betul punya sifat keberanian yang tinggi, sebab masa itu karena belum ada listrik, sangat gelap gulita, pencuri-pencurinya terkenal kejam dan tidak tahu belas kasihan, tidak jarang mereka membawa senjata tajam seperti pedang dan sebagainya, dan jika kepergok dijalan pastilah mereka akan melayangkan senjatanya, sehingga pernah juga terjadi ada orang desa pada masa itu yang meninggal karena dibacok oleh pencuri.
Next on 16/01/2012
No comments:
Post a Comment