Monday, October 24, 2011

4# Continue : Latar Belakang Keluarga

Dengan izin Allah swt dan kehendak-Nya semata, pada suatu hari Mbah Kyai Haji Sulaiman , berkunjung dan bersilaturahmi ke rumah paman yang mengasuh beliau itu, tatkala Mbah Kiyai Haji Sulaiman melihat dan bertemu dengan beliau yang pada waktu itu masih bocah, beliau merasa tertarik dengan anak muda tersebut, oleh karena itu beliau meminta setengah paksa agar anak muda itu ikut ngenger beliau sehingga waktu dan masanya lebih bermanfaat lagi terutama untuk memperdalam ilmu agama, sebab beliau ketika itu sebagai pengasuh dan kyai yang dihormati di salah satu pondok pesantren. 



Perlu kiranya saya jelaskan serba singkat di sini tentang Mbah Kyai Haji Sulaiman. Beliau berasal dari Solokuro, beliau adalah seorang yang mendirikan Pondok Pesantren Islam di Tenggulun–lokasi pondok di sekitar masjid ke selatan, sebelah kiri rumah Amrozi, kira-kira 50 meter-pondok ini sudah menjadi puing-puing, mudah-mudahan cucu-cicitnya bisa membangun kembali pondok ini. 


Menurut cerita orang-orang tua pondok itu adalah bangunan yang mula-mula berdiri di tempat tersebut, sehingga muridnya berdatangan dari mana-mana terutama di sekitar desa Tenggulun, masa jaya pondok ini sekitar tahun 1930-an.


Pendidikan dan pengalaman Mbah Kyai Haji Sulaiman bisa dibilang cukup, sebab beliau pergi haji saja kalau tidak salah sebanyak tujuh kali, sedangkan pada masa itu pergi haji tidak seperti sekarang, perjalanannya saja memerlukan waktu tiga hingga empat bulan, belum lagi jika di tanah suci yang terkadang memerlukan waktu sampai lima, enam bulan. Hal ini ternyata sangat mempengaruhi kepribadian beliau dalam memegang sunnah, menurut cerita dari ayah maupun ibu, beliau sehari-hari memakai pakaian gamis putih (seperti yang dipakai oleh ikhwah dari Jama’ah Salafy), beliau selalu membawa tongkat, atau pedang, kesana-kemari sering naik kuda, persis seperti keadaan zaman Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya r.a–wallahua’lam-.


Next on 31/09/2011

No comments:

Post a Comment