Monday, December 5, 2011

10# Ayah : Perjuangan-Melaksanakan Syariat Islam

    Menurut penilaian saya, cita-cita tegaknya pemerintahan Islam sudah seperti mendarah daging pada diri beliau, sebagai bukti beliau telah melibatkan diri dalam perjuangan Masyumi yang dipimpin oleh bapak Mohammad Natsir dan kawan-kawan, yang diantara tujuan perjuangannya hendak melaksanakan syariat Islam di persada Indonesia.

    Keterlibatan beliau bukan sekedar sebagai anggota biasa yang pasif, tetapi beliau betul-betul aktif, saya tidak mengerti secara pasti bagaimana keterlibatan beliau pada tahun 1955-1962, sebab pada saat itu saya belum lahir, kalaupun sudah lahir saya masih kecil, tetapi yang saya ingat adalah sebelum Gestapo (Gerakan Separatis Tiga Poeloeh September –G 30 S / PKI-) dan setelah Gestapo saya waktu itu masih kanak-kanak sekitar umur 4-7 tahun, saya sering diajak oleh ibu dan ayah kesana-kemari untuk mendengarkan pidato dan ceramah dari para politikus kondang Masyumi seperti KH. Hasan Bashri dan yang lainnya, saya sudah lupa nama-nama beliau, bahkan terkadang ayah mendatangkan mereka dengan biaya sendiri ke Tenggulun.

    Semangat ini terpupuk terus hingga tahun tujuh puluhan, tetapi mulai melempem dengan lahirnya Golkar pada tahun – kalau tidak salah- 1971, ketika itu beliau termasuk diantara orang-orang yang tertipu dengan janji-janji kosong Golkar yang dipelopori oleh Ali Murtopo cs yang diantara angan-angan kosonngya adalah jika Golkar menang Islam akan jaya.

    Angan-angan kosong tersebut dipulas dengan berbagai macam program yang pada saat itu bagi orang yang mencita-citakan tegaknya Islam tetapi kurang ilmu, (Khususnya dalam masalah Wala’ wal Bara’, jalan orang yang beriman dan jalan orang yang berdosa, siapa kawan-siapa lawan, taktik lawan-lawan Islam dan tipu muslihat mereka dan sebagainya) akan terperangkap, sebab bukan main janji-janjinya.

    Bahkan nampak sebagiannya ditunjukkan dalam program yang nyata misalnya “Program Ukhuwwah Islamiyah” yang mana program ini diharapkan Ummat Islam Indonesia bersatu, khususnya Muhammadiyah dan NU yang selama ini cakar-cakaran terus, dengan dibungkus berbagai macam ayat-ayat dan hadits. Untuk meyakinkan orang Islam didirikanlah sekolah GUPPI, bukan main namanya –Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam-, bukan main hebatnya gambar pohon beringin sebagai lambang Golkar ditulis dengan ayat-ayat Al Quran, bahkan akar tunjanngya yang sebelah kanan empat, dihiasi dengan tulisan nama sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali r.a, sementara di sebelah kiri juga terdiri dari empat akar tunjang bertuliskan nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi.i dan Imam Hambali rhm dan seribu satu lagi propaganda yang lain.

    Dengan iming-iming seperti ini disamping itu ketika beliau menjabat sebagai carik desa, tidak sedikit juga sahabat-sahabatnya yang sudah masuk Golkar (begitulah kehebatan Golkar, memang yang jadi sasaran pertama adalah orang-orang bekas pejuang, khususnya Masyumi), akhirnya beliau tidak ragu-ragu lagi untuk memasuki perangkap tersebut, bahkan menjadi orang kuat dalam Golkar – Mudah-mudahan Allah mengampuni kesalahan dan kesilapan beliau karena ketidakfahamannya.

    Alhamdulillah, mulai sadar kembali, kalau diri beliau telah tertipu pada saat menghantarkan saya untuk belajar di Ponpes Al-Mukmin Surakarta, pada tahun 1977, dan bersemangat lagi dengan cita-cita terlaksananya Syariat Islam di bumi tercinta ini.

Next on 12/12/2011

No comments:

Post a Comment