Monday, March 12, 2012

#23 Al Ma’had Al Islam “AL-MUKMIN”, Ngruki, Surakarta.

Pondok pesantren ini didirikan oleh almarhum Kyai Haji Ustadz Abdullah Sungkar rhm, Kyai Haji Ustadz Abu Bakar Ba.asyir rhm dan lain sebagainya, beliau-beliau ini adalah kyai yang terkenal di Jawa Tengah, khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya, tetapi nama-nama beliau akhirnya melejit ke seluruh persada Indonesia ketika menentang keras “Asas Tunggal”, pada zaman ORBA, kemudian yang kedua Kyai Haji Abu Bakar Ba.asyir, nama beliau melejit ke seluruh penjuru dunia, setelah George Walker Bush mengumumkan perang melawan teroris termasuk di Indonesia setelah ambruknya WTC dan Pentagon.

Alhamdulillah saya dikarunia oleh Allah swt dapat tinggal di pesantren ini kurang lebih selama 8 tahun sebagaimana telah saya sebutkan, seribu satu pengalaman yang sangat berharga yang saya dapatkan selama berada di lingkungan ponpes ini, berbeda sewaktu saya berada di ponpes Karangasem Paciran, sebab ketika saya berada di ponpes Karangasem Paciran saya masih kanak-kanak, sementara ketika saya berada di kompleks lingkungan ponpes “AL-MUKMIN” saya sudah remaja dan dewasa, sehingga lebih banyak pelajaran dan pengalaman baik bersifat maknawiyah, ruhiyah, fikriyah (pemikiran/mind), maupun jasmaniyah yang dapat diserap dan dihayati.

Dalam lingkungan ponpes inilah mulai mengerti hijau dan merahnya hidup, dalam lingkungan ini jugalah seluruh teori ilmu yang saya dapatkan baik di TK, SD/Madrasah maupun di PCA bisa saya praktekkan dalam bentuk amaliyah dari ilmu agamanya, bahasa arabnya, pengetahuan umumnya dan sebagainya.

Dari lingkungan ini pulalah saya menyadari bahwa hidup bukan sekedar untuk menghabiskan roti dan nasi, tetapi merupakan amanat Allah swt yang akan di pertanggung jawabkan di hari kemudian nanti.

Dari lingkungan ponpes inilah saya mulai melatih diri untku mencintai Allah swt, Rasul-Nya saw dan Islam diatas segala-galanya, dari ponpes inilah rasa fanatic saya terhadap golongan seperti Muhammadiyah, NU dan lain sebagainya menjadi luntur dan hilang –alhamdulillah- dan beralih menjadi fanatic terhadap Islam.

Dalam ponpes ini juga saya memantapkan lagi apa yang selalu dipesankan oleh ayah saya bahwa hidup ini adalah aqidah dan jihad (perjuangan) sebagaimana kata mutiara Ibnu Syauqi r.a :

Arti bebasnya kurang lebih sebagai berikut : “Teguhlah kalian dalam hidup ini untuk mempertahankan pandanganmu sebagai seorang mujahid, sesungguhnya hidup ini adalah aqidah dan jihad.”

Dari lingkungan ponpes inipula saya mulai di karuniai oleh Allah swt dapat merasakan nikmat Iman dan nikmatnya beribadah kepada-Nya yang tadinya dirasakan sebagai beban, akhirnya dengan rahmat-Nya semata, menjadi suatu hal yang menghibur dan mengasyikkan.

Di ponpes ini juga saya mulai memahami hidup berorganisasi dan praktek secara langsung, Alhamdulillah Ponpes AL-MUKMIN termasuk ponpes yang pada waktu itu organisasinya teratur, karena dalam hal organisasi mengambil sistem dari Ponpes Darussalam Gontor, Ponorogo, sedangkan pada saat itu sudah dimaklumi bahwa Ponpes Gontor sangat menonjol dalam hal ini, inipun termasuk salah satu kelebihan dari Ponpes Al-Mukmin.

Ponpes Islam Al-Mukmin, Ngruki Surakarta menurut penilaian saya pada saat saya belajar disana ada beberapa kelebihan antara lain :

  • Masalah aqidah diutamakan atas segala-galanya.
  • Ilmu fiqih dan ushulnya menggunakan manhaj seperti Perguruan Islam Bangil meskipun tidak 100%, ada juga perbedaan di sana-sini.
  • Sistempengajaran bahasa baik Arab maupun Inggris mengikuti Gontor, meskipun pada waktu itu tidak semaju Gontor.
  • Bebas dari fanatic golongan baik ormas maupun parpol sehingga murid-muridnya berasal dari background yang bermacam-macam.
  • Sistemorganisasi pelajarnya mengikuti sistemGontor dan sebagainya.

Dari Ponpes ini juga saya mulai ada kecenderungan untuk menyukai lain jenis (wanita), kebetulan di masa-masa awal pendirian ponpes Al-Mukmin belum ada pemisahan total ruang belajar antara santriwan dan santriwati, bahkan hampir semua kelas yang ada campur, kecuali kelas yang tidak ada santriwatinya –saya tidak tahu pasti apa alasan ustadz-ustadz ketika itu mungkin karena hidayah dalam hal ini ketika itu belum dikaruniakan oleh Allah swt, mudah-mudahan kesalahan dan kelalaian ini diampuni Allah swt-

Dalam keadaan seperti ini sayapun terjerumus main-main dengan santriwati awal dari kirim salam, kemudian kirim-kiriman surat sehingga saling jatuh cinta, tetapi Alhamdulillah cinta kami tidak lebih dari perasaan, surat, omong dan pandang mata itupun sudah merusak separoh dari pikiran, kalalaulah bukan karena rahmat Allah swt semata, bisa jadi kami akan berbuat lebih dari itu (Q.S (12) : 53) artinya : “Dan Aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan karena sesunggunnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dari lingkungan ponpes ini, saya dapat bergaul lebih luas lagi, karena pelajar-pelajar atau santri-santrinya berdatangan dari seluruh Indonesia, hampir dari seluruh propinsi ada yang mewakili, dengan demikian saya bisa tukar menukar informasi, pengalaman dan lain-lain.

Dari lingkungan ini juga saya dapat menghayati pentinngya sholat berjamaah, karena dalam ponpes ini tidak ada program yang lebih penting daripada sholat berjamaah, apapun jenis program, jika tiba waktu sholat maka akan ditinggalkan.

Dan dari lingkungan ini saya dapat lebih mendisiplinkan diri daripada sebelumnya karena ponpes ini lebih padat lagi aktivitasnya dibandingkan dengan ponpes yang pertama (Karangasem) dan peraturannya pun lebih ketat dan lebih sempurna pada saat itu.

Kehidupan di ponpes ini yang menonjol antara lain adalah Ukhuwwah Islamiyah, seolah-olah satu keluarga, antara satu dengan yang lain saling menghormati, yang besar/tua menyayangi yang kecil atau yang muda dan sebaliknya yang muda/kecil menghormati yang tua/besar.

Kehidupan para ustadz dan ustadzahnya pada saat itu nampak sederhana, tidak terlihat pada diri mereka sifat cinta dunia, semua niat untuk beribadah, mengajar ibadah, belajar pun ibadah, pokoknya segala aktivitas termasuk riyadhoh (olahraga) juga termasuk ibadah, begitulah yang ditanamkan oleh asatidzah kepada murid-muridnya agar semua bentuk amal diniatkan untuk beribadah.

Lingkungan ponpes ini bisa dikatakan terbebas dari maksiat pada saat itu khususnya maksiat besar, meskipun disana-sini masih ada hal-hal yang sebaiknya diberantas juga termasuk suara-suara nyanyian syetan, namun alhamdulillah hal ini tidak membudaya juga, mudah-mudahan sekarang sudah tidak ada lagi.

Termasuk hal yang menonjol dalam ponpes ini dan juga ponpes yang lain yaitu adanya peraturan atau undang-undang beserta sangsinya, siapa yang melanggar akan dikenakan hukuman dan sangsi dan aturan-aturan tersebut telah disepakati oleh seluruh santriwan dan santriwati sejak awal mereka memasuki pesantren.

Peraturan atau undang-undang beserta hukuman dan sangsinya ini membawa peranan penting untnk menstabilisasikan lingkungan tetap terjaga dengan sebaik-baiknya.

Akhirnya saya berdo’a mudah-mudahan Pondok Pesantren Islam Al-MUkmin tetap dijaga kelestariannya oleh Allah swt dan ustadz-ustadzahnya tetap istiqomah sehingga dapat menghantarkan santriwan dan santriwatinya menjadi ulama. amiliin fii sabilillah.

No comments:

Post a Comment