Ma’had (ponpes) ini didirikan oleh saya sendiri bersama sahabat-sahabat saya pada awal tahun 1990-an, ma’had ini didirikan dengan matlamat atau tujuan antara lain sebagai berikut :
- Mewujudkan lingkungan hidup yang Islami.
- Mendidik anak agar menjadi generasi Qur.ani.
- Membentuk anak supaya beraqidah salaf, beribadah secara salaf dan bermanhaj hidup mengikuti salaf.
- Membekali anak ilmu yang bermanfaat baik ilmu syar.i maupun ilmu kauni.
- Menjadikan anak dapat berbicara dengan bahasa Arab secara fasih.
- Menyiapkan anak agar siap hidup berdikari. Dan lain sebagainya.
Karena pembahasannya masih pada masalah “lingkungan”, maka saya akan uraikan seperlunya tujuan yang pertama yaitu : Mewujudkan Lingkungan yang Islami. Berkah dari Jihad Afghanistan, kami mempunyai hasrat dan cita-cita untuk dapat mewujudkan satu lingkungan sebagaimana yang diduduki dan ditempati oleh keluarga mujahidin dan muhajirin, lingkungan atau kampung mereka dipenuhi dan diliputi dengan suasana damai dan harmonis yang Islami, tidak terlihat kemaksiatan termasuk maksiat mata dan telinga, Subhanallah.
- Kami mendambakan suasana seperti itu (suasana lingkungan yang Islami) karena;
- Hal tersebut merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah swt.
- Untuk menyelamatkan diri-diri kami terutama anak-anak kami.
- Syarat utama pendidikan akan berhasil jika suasana mendukung.
- Ingin menjadikan kampung kami adalah syurga kami.
Maka untuk merealisasikan cita-cita dan hasrat tersebut kami jauh-jauh sebelum membuka kampung dan ma’had terlebih dahulu membuat suatu aturan dan kesepakatan antara lain :
- Bagi setiap ikhwah yang hendak tinggal di lingkungan (kompleks) Ma’had haruslah :
- Siap mengikuti peraturan.
- Siap menjadi muslim dan mukmin yang baik.
- Siap meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat, bahkan madhorot dan maksiatnya lebih banyak dari manfaat seperti Televisi, lagu-lagu, nyanyian-nyanyian dan sebagainya.
- Bagi kaum pria wajib sholat 5 waktu berjamaah di masjid kecuali jika ada uzur syar’i
- Bagi kaum wanita wajib mengenakan purdah (kain tutup muka) atau niqab,kecuali yang sudah berumur.
- Tidak diperkenankan berniaga di rumah masing-masing, bagi yang hendak berniaga agar barang perniagaannya diantar ke koperasi ma’had atau dijual keluar, dan lain sebagainya.
- Bagi setiap santriwan dan santriwati :
- Siap mengikuti peraturan.
- Bagi santriwan mulai kelas 6 ibtida’iyah ke atas wajib memakai purdah (kain penutup muka) atau niqob, warna hitam atau kelabu tidak warna-warna yang menyolok, dan lain sebagainya
- Bagi setiap ustadz dan ustadzah :
- Ustadz yang belum berkeluarga tidak diperkenankan mengajar kelas Mutawassithoh putri dan yang lebih atas.
- Ustadzah tidak diperkenankan mengajar di kelas Mutawassithoh putra keatas meskipun sudah bersuami, dan lain sebagainya.
- Bagi setiap tamu atau pengunjung.
- Bersedia mengikuti peraturan sebagai tetamu ma’had.
- Tidak mengenakan pakaian atau busana yang dilarang oleh syariat Islam.
- Tidak boleh berniaga (berdagang) di kompleks ma’had.
- Peraturan Umum
“Dilarang Merokok di Kompleks Ma’had”.
Catatan : Peraturan yang ditulis disini adalah sebagian peraturan saja, yang saya anggap agak istimewa dalam mewujudkan lingkungan yang Islami, peraturan-peraturan yang lain bahkan mungkin yang prinsip-prinsip masih banyak lagi, saya kira pembaca sudah maklum (Insya Allah).
Alhamdulillah hanya karena karunia Allah swt dan rahmat-Nya semata kemudian mujahadah para penghuninya, peraturan-peraturan ini dapat berjalan dengan baik selama kurang lebih 11 tahun, meskipun disana-sini masih ada sedikit-sedikit pelanggaran, hal ini saya anggap wajar, kalaulah saya boleh memprosentasikan lebih dari 90% berjalan.
“Alhamdulillahi bini’matihi tatimmu-ash-shoolihaat”
Artinya : “Segala puji bagi Allah dengan nikmat-Nya sempurnalah yang baik-baik”.
Adapun bagaimana keadaan lingkungan yang ada disana, -Subhanallah- penuh damai, harmoni, Islami, saya rasa tidak perlu diungkapkan dan diceritakan di sini, tetapi cukuplah dengan gambaran dibawah ini :
“Bahwa tidak ada satu penghunipun yang tinggal di lingkungan atau kompleks kampung Rabbani kecuali dia merasa kerasan, aman dan damai serta tidak ada satu pengunjung yang sempat saya temui, kecuali mendambakan bisa tinggal dalam kompleks ini, kecuali orang-orang munafik dan orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit.”
Tetapi sayang karena masyarakat seantero dunia, pada masa kini ibaratnya mental dan karakternya masih seperti maling-kecuali yang dirahmati Allah swt- tidak suka bahkan benci dengan cahaya, sehingga dengan takdir Allah swt, kampung Rabbani yang dicintai itu ternyata umurnya tidak lebih dari 12 tahun, akhirnya menjadi kampung mati seperti tidak berpenghuni (setelah pemerintah Malaysia melalui Satuan Polis Diraja Malaysia mensegel dan membubarkan pondok pesantren Luqmanul Hakim serta menangkap seluruh penghuni kampung Rabbani melalui undang-undang anti teror yang lebih dikenal sebagai Akta Keamanan Dalam Negeri Malaysia –Alhamdulillah ‘Ala kulli Hall- Segala puji bagi Allah atas segala keadaan.
Saya berdo’a mudah-mudahan semua amal, usaha, upaya, jerih payah ikhwan, akhwat dan kaum mukminin dalam membangunkan Ma’had At-Tarbiyah Al-Islamiyah “LUQMANUL HAKIM” baik yang berupa moril maupun materiil ditulis oleh Allah swt sebagai “Shodaqoh Jariyah” yang pahalanya dapat ditunaikan dan diraih pada hari kemudian nanti terus menerus tanpa terputus.
Demikian juga para asatidzah baik ustadz maupun ustadzahnya mudah-mudahan ilmu yang telah diajarkan kepada murid-muridnya akan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi semua pihak, sehingga ganjarannya mengalir terus.
Tak lupa juga do’a saya untuk seluruh pelajar baik putra maupun putri yang sudah tamat maupun yang terpaksa menamatkan, yang baru maupun yang lama, yang besar maupun yang kecil, yang di TK maupun yang di Ibtida’iyah, Mutawassith dan selanjutnya, mudah-mudahan ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkanselama berada di Ma’had akan membawa berkah bagi hidup dan kehidupan mereka, serta menjadi pelita penerang bagi mereka dalam menelusuri lautan panjang kehidupan yang penuh diliputi oleh kegelapan ini, serta menjadi kenangan yang tidak terlupakan bahwa hidup ini adalah aqidah dan perjuangan.
Akhirnya yang terjadi biarlah terjadi, kita serahkan sepenuhnya pada Allah Rabbul’Alamiin, Pemilik segala-galanya, Insya Allah dibalik setiap kejadian ada hikmahnya. Dialah Yang Maha Mengetahui segalanya.
Segala yang terjadi janganlah disesali yang mengakibatkan diri menjadi sedih, susah dan gundah gulana, apalagi sampai putus asa, ingat bahwa Iman dan Islam yang ada di dalam dada kita lebih berharga daripada satu juta ma.had, bahkan lebih berharga dari seluruh dunia dan seisinya apa lagi hanya satu-dua ma’had saja.
Ketahuilah bahwa Allah swt menilai usaha, upaya dan mujahadahmu, bukan menilai hasil kerjamu, Wallahu a’lam.
Kita bagaikan pekerja, yang makan gaji dari sebuah pabrik, yang penting kita makan gaji setiap bulan adapun apa yang diproduksi kita serahkan pada sang boss. Demikian pula dengan kita, mari kita bekerja keras dan berusaha serta bermujahadahlah, hasilnya kita serahkan sepenuhnya pada Allah swt, yang penting kita mendapatkan ridho dan pahala –Nya.
Torrbaiikk..
ReplyDeleteSebak dohh...;((