Sebagaimana yang telah dimaklumkan bahwa beliau dilahirkan dari dua pasangan suami-istri yang sehari-harinya hidup di lingkungan pesantren, maka hal itu sudah tentu sangat mempengaruhi pendidikan beliau selanjutnya.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa beliau pada masa kanak-kanaknya hidup dalam lingkungan yang sangat agamis, ketika umur beliau menginjak remaja, beliau mencoba untuk belajar di pondok-pondok lain di luar Tenggulun. Maka beliaupun pergi mencari bekal sendiri karena orang tua (ayah) beliau sudah meninggal ketika beliau masih kanak-kanak, nasibnya sama seperti bapaknya yang sejak kecil sudah yatim piatu, maka keadaan inilah yang menyebabkan beliau tidak termasuk golongan anak yang bermanja-manja.
Begitulah keadaan beliau sewaktu masih bocah dan remaja, bersafar ke sana-kemari, meskipun pada waktu itu jaraknya dekat jika dilihat pada hari ini, karena tempat-tempat yang beliau kunjungi adalah sekitar Babat dan Lamongan, kira-kira 30 Km dari Desa Tenggulun, tetapi pada masa itu ditempuh dengan jalan kaki atau sepedha onthel, kalau ada.
Dengan kesungguhan beliau dan masa kanak-kanak belajar ilmu agama hingga remaja kepada para kyai-kyai dan tokoh agama, kemudian selanjutnya beliau kembangkan dengan membaca buku-buku kitab-kitab dan lain sebagainya, maka Alhamdulillah boleh dikatakan cukup pengetahuan agama beliau jika ditinjau dari tempat dan desanya yang ada di pedalaman, bahkan untuk di peringkat di desa Tenggulun pada masanya mungkin belum ada orang lain yang menandingi beliau, sebab beliau punya ilmu-ilmu kepondokan atau kepesantrenan yang didapatkan dari pesantren-pesantren Syafiiyah yang mungkin sebagian penduduk kampung memilikinya tetapi belum memiliki ilmu-ilmu yang lain yang didapatkan dari pengalaman bergaul dengan tokoh-tokoh agama maupun tokoh-tokoh politik pada masa itu.
Adapun dari segi pengetahuan umum, beliau termasuk salah seorang penduduk yang mendapat pendidikan di sekolah rakyat (SR), pada masa penjajahan , dari modal ini beliau kembangkan dan hasilnyapun pada waktu itu tidak ada orang yang dapat menandingi pengetahuan umumnya.
Dengan demikian menjadi seimbang antara pengetahuan beliau dalam ilmu agama maupun dalam ilmu umum, oleh karena itu dengan pegangan ilmu yang beliau miliki beliau banyak berperan dalam membangun daerah setempat khususnya desa Tenggulun.
Next on 14/11/2011
No comments:
Post a Comment